Label

Rabu, 13 Maret 2013

PERADABAN ISLAM DI MSA SULAIMAN BIN ABDUL MALIK Oleh Rinesti Witasari



           
I.                   PENDAHULUAN
Sulaiman bin Malik merpakan khalifah ke 7 Bani Umayyah. Dalam pemilihan Sulaiman menjadi khalifah diawali dengan sebuah konflik yaitu akan dipecatnya Sulaiman sebagai putra mahkota dan akan digantikan oleh Abdul Aziz yang merupakan putra kandung dari Marwan bin Hakam, namun jabatan khalifah tetap dipegang oleh Sulaiman bin Abdul Malik pada saat itu. Dan pada masa kekhalifahannya Sulaiman bin Malik melampiaskan sakit hatinya sehingga pada kepemimpinannya. Sehingga Ia dibenci oleh rakyatnya karena tabiatnya yang kurang bijaksana itu. Para pejabatnya terpecah belah, demikian pula masyarakatnya.[1] Pemerintahan sulaiman yang singakat mirip dengan pendahulunya. Ekspansi dilanjutkan di timur dan di barat, tetapi usaha untuk menyerang istambul tidak membawa hasil.[2]
II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Siapakah Sulaiman Bin Abdul Malik?
B.     Bagaimana Keadaan Pemerintahan Pada Masa Sulaiman Bin Abdul Malik?
III.             PEMBAHASAN
A.    Sulaiman bin Abdul Malik
Dia bernama Sulaiman bin Abdul Malik bin Marwan. Dia dilahirkan pada tahun 54 H.[3] Dia adalah adik dari khalifah sebelumnya al-Walid. Setelah al walid I wafat pada tahun 96 H/715 M, sesuai dengan wasiat Abdul Malik, Sulaiman bin Abdul Malik menjadi khalifah (96-99H/715-717 M). Segera setelah menerima jabatan khalifah, Sulaiman melakukan balas dendam terhadap orang yang sebelumnya tidak mendukungnya sebagai khalifah. Tindakan balas dendam ini berpangkal pada usaha Al-Walid I sebelumnya untuk memecat Sulaiman dari kedudukannya sebagai putra mahkota dan mengangkat putranya sendiri Abdul Aziz, sebagai putra mahkota. Para penasihat dan panglimanya yaitu Hajjaj bin Yusuf, Muhammad bin Qasim (jendral Bani Umayyah tahun 711), dan Qutaibah bin Muslim, mendukung maksud itu, kecuali Umar bin Abdul Aziz (Umar II; 99-102H/717-720M). Umar II dengan tegas menantangnya sehingga dipecat oleh Al-Walid I dari jabatannya sebagai gubernur di Madinah.[4]
Setelah diangkat sebagai khalifah, sulaiman tidak melupakan orang-orang yang pernah mendukung maksud tersebut. Sungguhpun hajjaj wafat sebelum al-walid, keluarganya tidak lepas dari pelampiasan dendam sulaiman. Mereka bersama Muhammad bin qasimdan qutaibah bin muslim mengalami siksaan berat. Muhammad dan qutaibah akhirnya dibunuh padahal keduanya berjasa memperluas kekuasaan bani umayyah. Muhammad bin qasim misalnya berhasil memperluas wilayah sampai ke negeri sind, sedangkan qutaibah berhasil menguasai khurasan dan daerah di seberang sungai oxus yang meliputi tukharistan, balkh, Bukhara, Samarkand, dan khawarizm.

B.     Pemerintahan Pada Masa Sulaiman Bin Abdul Malik
Keinginan untuk  menaklukkan Konstantinopel timbul kembali pada masa khalifah Al-Walid bin Abdul Malik. Untuk itu dia memrintahkan agar jalan menuju kesana terlebih dahulu diamankan dengan cara meruntuhkan kubu Romawi di sepanjang jalan tersebut. Tetapi Al-Walid I sudah meninggal sebelum pasukan dikirim.
Sulaiman yang menggantikan Al-Walid I mencoba melaksanakan rencana tersebut. Perebutan kekuasaan di lingkungan kekaisaran Bizantium menjadi salah satu faktor pendorong bagi Sulaiman untuk mewujudkan recana itu. Sulaiman juga mendapat dukungan dari penguasa Mar’asy yang bernama Leon yang bersedia berjuang bersama kaum muslim dan berjanji akan memerintah atas nama khlifah jika ia berhasil menduduki singgasana Bizantium.
Sebuah pasukan besar yang dipimpin oleh Maslamah bin Abdul Malik bergerak melalui darat dan laut dan berhasil mencapai Konstantinopel serta mengepungnya. Tetapi pasukan ini tidak memperoleh hasil yang berarti karena Leon berkhianat. Leon yang berhasil menduduki singgasana kekaisaran Bizantium atas bantuan kaum muslim justru berbalik menyerang mereka. Musim dingin dan terputusnya bantuan serta perbekalan menimbulkan banyak kesukaran bagi kaum muslim. Akhirnya khalifah Umar bin Abdul Aziz, yang menggantikan Sulaiman bin Abdul Malik, memerintahkan penarikan seluruh pasukan pada tahun 717 M. Dengan demikian pengepungan pun berakhir dan untuk kedua kalinya Konstantinopel terhindar dari kejatuhannya dari kaum muslim.[5]
Selain itu kemajuan juga disumbang oleh Musa ibnu Nushair ke negeri afrika dan usaha Thariq ibnu Zayyad memasuki Spanyol menyebabkan banyak harta rampasan yang didapat, akan tetapi hati khalif tidak senang.[6]
Sulaiman memberikan penganiayaan kejam terhadap panglima besar Musa Ibnu Nushair. Dan penganiayaan itu bukanlah berpangkal kepada maslaah putera mahkota akan tetapi semata-mata timbul dari ketamakan Sulaiman sendiri, dan kecintaannya berlebih-berlebihan kepada keduniaan. Menurut riwayat, Musa Ibnu Nushair datang dari Andalusia dengan membawa hadiah-hadiah dan barang-barang bingkisan. Ketika ia dalam perjalanan Khalifah Al-Walid I di damaskus jatuh sakit. Dan Sulaiman ingin sekali supaya ia Al-Walid I meninggal dunia, dan semua bingkisan-bingkisan dari Andalusia itu jatuh ke tangannya sendiri. Maka ditulislah surat kepada Musa minta supaya pelan-pelan dalam perjalanannya, hingga ia sampai ke damaskus sebelum Al-Walid I meninggal dunia. Sebab itu sulaiman menaruh dendam kepadanya. Dan setelah menjadi khalifah maka disiksanya Musa dan dimasukkannya kedalam penjara. Disitanya semua harta benda dan dipaksanya dia membayar denda yang besar jumlahnya, sehingga Musa terpaksa meminta pertolongan bangsa Arab untuk membayar denda tersebut.[7]  
Musa sendiripun sebelum itu berbuat demikian pula kepada bawahannya Thariq ibnu Zayyad. Kemajuan Thariq di tanah Spanyol dahulu tiada menyenangkan hatinya, sehingga sebelum Thariq menyempurnakan rencananya, pangkatnya ditinggalkan pula. Sampai sekarang tidaklah dikenal orang di mana kubur pahlawan yang telah terlukis namanya di bukit Spanyol yang menjorok ke bukit Spanyol yang menjorok ke laut itu, Jabal Thariq (gibraltar).[8]
Di antara tindakannya yang baik dan menonjol dari khalif  adalah ia menjadikan Umar bin Abdul Aziz laksana perdana menterinya. Dia banyak mengikuti usulan Umar bin Abdul Aziz. Dia banyak memecat orang-orangnya Al Hajjaj dan melepaskan para tawanan yang ada di Irak. Dia menghidupkan shalat di awal waktu setelah sebelumnya Bani Umayyah mematikannya dengan mengakhirkan waktu shalat.
Yahya Al Ghassani berkata; “Sulaiman pernah melihat wajahnya di cermin. Dia sangat terpesona dengan keperkasaan dan ketampanannya. Dia berkata, “Muhammad adalah seorang nabi, Abu Bakar adalah orang shiddiq, Umar adalah Al Faruq, Utsman sebagai lelaki yang sangat pemalu, sedangkan Mu’awiyah adalah seorang yang sangat penyantun, Yazid orang yang sabar, Abdul Malik sebagai seorang politikus, sedangkan Al Walid adalah seorang yang kejam, dan saya adalah seorang raja yang sangat muda dan perkasa.”
Tak sampai sebulan dari peristiwa itu dia meninggal dunia. Dia meninggal pada hari Jum’at, tanggal 10 Shafar 99 H.
Abdur Rahman bin Hasan Al- Kanani berkata; “Sulaiman meninggal pada saat di medan perang. Dia meninggal di Dabiq. Saat dia menderita sakit.”
Pada masa pemerintahannya beberapa daerah bisa ditaklukkan  antara lain Jurjan, Hishn Al Hadid, Saradaniyah, Syaqa (sebuah kota di Armenia), Thubristan dan kota Slavia.[9]

IV.             KESIMPULAN
1.      Sulaiman Bin Abdul Malik Lahir Pada Tahun 54 H . Ia  dilantik menjadi Khalifah Usia 42 tahun pada  tahun 96 H/715 M, masa Pemerintahannya berlangsung Selama 2  tahun 8  bulan, dia meninggal tepat pada hari Jum’at, tanggal 10 Shafar  99 H/717M. diantara tindakan yang baik dan menonjol darinya adalah dia mengangkat Umar  bin Aziz sebagai perdana mentri, melepaskan tawanan di irak dan menegakkan menjalankan shalat pada awal waktunya.
2.      Pada masa pemerintahannya beberapa daerah bisa ditaklukkan  antara lain Jurjan, Hishn Al Hadid, Saradaniyah, Syaqa (sebuah kota di Armenia), Thubristan dan kota Slavia. Akan tetapi disamping itu pada masa pemerintahannya dia gunakan sebagai pelampiasan kekecewaannya terhadap orang-orang yang dahulu pernah mendukung khalifah sebelumnya untuk memecatnya dari jabatan sebagai putra mahkota. Selain itu dia juga menyia-nyiakan Musa bin Nushair karena kerakusannya ingin menguasai harta peperangan yang diperoleh musa yang merupakan salah satu penyumbang kejayaan pada  pemerintahannya.












DAFTAR PUSTAKA
Amin, Syamsul Munir. 2010.  Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah
As-Suyuthi, Imam. 2000. Tarikh Khulafa’ Dejarah Para Penguasa Islam. Jakarta: Pustaka Al Kautsar
Chair, Abd. dkk. 2002. Ensiklopedi Dunia Islam Khilafah. Jakarta: PT  Ichtiar Baru Van Hoeve
Syalabi, A. 1983. Sejarah dan Kebudayaan Islam 2.  Jakarta: PT. Alhusna Dzikra
Mufrodi , Ali. 1997.  Islam di Kawasan Kebudayaan Arab. Jakarta: Logos Wacana Ilmu
Montgomery, W. 1990. Kejayaan Islam : Kajian Kritis dan Tokoh Orientalis. Yogyakarta: PT Tiara Wacana.


[1] Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 77
[2] W. Montgomery, Kejayaan Islam : Kajian Kritis dan Tokoh Orientalis, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 1990), hlm. 26
[3] A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam 2, (Jakarta: PT. Alhusna Dzikra, 1983),hlm. 94
[4] Abd. Chair dkk, Ensiklopedi Dunia Islam Khilafah, (Jakarta: PT  Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002 ), hlm. 70-71
[5] Abd. Chair dkk , Ibid, hlm. 77
[6] Syamsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah,  2010),  hlm. 91
[7] A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam 2, (Jakarta: PT. Alhusna Dzikra, 1983),hlm. 96

[8] Syamsul Munir Amin, Opcit,  hlm. 93
[9] Imam As-Suyuthi, Tarikh Khulafa’ Dejarah Para Penguasa Islam, (Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2000), hlm. 266-267

CURHAT



Aku tak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi. Akku rapuh untuk hal yang satu ini. Ehmm, begitu cepat aku memutuskan sesuatu. Menyesalpun tak ada gunanya bagiku. Aku benar-benar tak mengerti dengan jalan fikiranku. Aku kini hanya bisa menjalaninya sebisa n semampuku, meski terkadang aku merasa tak mampu untuk tetap bertahan. Mas ?? maafkan aku, aku masih bimbang dengan perasaanku. Ku coba tanyakan pada hatiku. Jujur aku BELUM mencintaimu mas. Aku hanya takut untuk menolak mu dan bingung harus memberikan alasan apa untuk menolakmu. Aku berada dalam posisi yang teramat sulit saat itu. Engkau hanya berikan aku waktu yang sangat singkat untuk memberikan jawaban. Aku putuskan lewat logikaku tanpa aku pedulikan hatiku. Maafkan aku.
Aku tak mengerti akan sejauh mana menjalani semua ini, aku hanya bisa berusaha semampuku. Aku harap engkau mau mengerti tentangku. Berharap suatu saat nanti aku bisa berikan yang terbaik untukmu. Aku bisa mencintaimu sepenuh hatiku, namun aku tahu itu tak mudah. Butuh proses yang entah sampai kapan.
Maafkan aku atas cinta ini, aku tak bisa seperti yang lain. Aku tak bisa memaksa hatiku untuk perhatian dan memanjakanmu selayaknya pasangan seperti yang lain. Inilah aku, aku yang apa adanya. Aku ingin menjadi diriku walau aku tahu ini semua terlalu sulit untuk dimengerti.
Aku sadar tak seharusnya aku putuskan hingga sejauh ini. Namun, apakah aku harus berhenti disini? Atau harus aku lanjutkan? Sungguh aku terjebak dalam keputusan yang tak pernah ada dalam anganku. Ehmm, namun aku sadar aku harus bertanggung jawab dengan semua ini. Aku tak bisa lari dari semua ini. Aku takut menyakitimu.
Sudahlah, lebih baik aku berusaha jadikan bubur ini nikmat daripada aku buang dan akan mubadzir.
Semarang, 28 Nov 2013

Believe



Tuhan ,, akku tahu dunia ini indah..
Maka ijinkan akku tuk menikmatinya..
Jangan pernah lengahkan aku untuk selalu bersyukur padamu..
Meski terkadang cobaan itu teramat berat bagiku..
Namun aku tak ingin lari darinya..
Aku ingin menjadi wanita dewasa yang Engkau cintai dan Engkau kasihi..
Tuhan,, aku percaya Engkau pasti berikan yang terbaik untukku..
Maka jangan pernah buat hati ini mengeluh karena keadaan ..
Ijinkan aku untuk bangkit meraih sesuatu yang ku impikan..
Agar orang-orang yang aku sayangi dapat tersenyum melihatku..
Aku percaya Tuhan, Engkau pasti kabulkan doaku. amin
                                                                  by. inest