Aku tak mengerti
dengan apa yang sebenarnya terjadi. Akku rapuh untuk hal yang satu ini. Ehmm,
begitu cepat aku memutuskan sesuatu. Menyesalpun tak ada gunanya bagiku. Aku
benar-benar tak mengerti dengan jalan fikiranku. Aku kini hanya bisa
menjalaninya sebisa n semampuku, meski terkadang aku merasa tak mampu untuk
tetap bertahan. Mas ?? maafkan aku, aku masih bimbang dengan perasaanku. Ku
coba tanyakan pada hatiku. Jujur aku BELUM mencintaimu mas. Aku hanya takut
untuk menolak mu dan bingung harus memberikan alasan apa untuk menolakmu. Aku
berada dalam posisi yang teramat sulit saat itu. Engkau hanya berikan aku waktu
yang sangat singkat untuk memberikan jawaban. Aku putuskan lewat logikaku tanpa
aku pedulikan hatiku. Maafkan aku.
Aku tak mengerti
akan sejauh mana menjalani semua ini, aku hanya bisa berusaha semampuku. Aku
harap engkau mau mengerti tentangku. Berharap suatu saat nanti aku bisa berikan
yang terbaik untukmu. Aku bisa mencintaimu sepenuh hatiku, namun aku tahu itu
tak mudah. Butuh proses yang entah sampai kapan.
Maafkan aku atas
cinta ini, aku tak bisa seperti yang lain. Aku tak bisa memaksa hatiku untuk
perhatian dan memanjakanmu selayaknya pasangan seperti yang lain. Inilah aku,
aku yang apa adanya. Aku ingin menjadi diriku walau aku tahu ini semua terlalu
sulit untuk dimengerti.
Aku sadar tak
seharusnya aku putuskan hingga sejauh ini. Namun, apakah aku harus berhenti
disini? Atau harus aku lanjutkan? Sungguh aku terjebak dalam keputusan yang tak
pernah ada dalam anganku. Ehmm, namun aku sadar aku harus bertanggung jawab
dengan semua ini. Aku tak bisa lari dari semua ini. Aku takut menyakitimu.
Sudahlah, lebih
baik aku berusaha jadikan bubur ini nikmat daripada aku buang dan akan
mubadzir.
Semarang, 28 Nov 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar